ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Doa bernuansa kritik mengakhiri sidang bersama MPR/DPR/DPD yang
dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di gedung
Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2016). Doa dibacakan oleh
anggota Komisi III dari Fraksi Gerindra Muhammad Syafi'i.
Syafi'i mengatakan saat memimpin doa tadi dengan improvisasi dan
tanpa teks. Doa tersebut, menurutnya, merupakan refleksi dari hari
kemerdekaan dan sesuai dengan suasana kebhatinan yang dirasakan
masyarakat sekarang. Dia mengakui curahan hati masuk ke dalam doa.
"Nggak (pakai teks) muncul begitu saja. Dan, alhamdulillah dikasih hidayah sama Allah SWT," kata Syafi'i. Dia menekankan tidak ada tekanan dari pihak manapun ketika memimpin doa kali ini.
Dia menambahkan sudah siap dengan resiko yang akan didapatkannya
jika nantinya isi doanya jadi bahan pembicaraan di media sosial.
Dia mengatakan isi doanya sama sekali tak bukan untuk menebar kebencian terhadap pemerintah.
"Ya kan setiap tindakan ada resikonya. Ya sudah. Kita kan
ingin memperbaiki. Ya kan itu juga ditutup dengan kalimat, kalau
bertobat, ya bagus. Tapi kalau nggak tobat kan, kita ini sudah sengsara
mas," kata Syafi'i.
Setelah memimpin doa, Syafi'i mengaku mendapatkan sekitar 300 pesan singkat lewat ponsel, kemudian 78 kali dihubungi orang.
Syafi'i mengatakan kebanyakan masyarakat meresponnya secara positif ketika memimpi doa tadi.
"Kalau dari orang-orang partai itu yang apresiasi yang hadir.
Seperti Fadli Zon, Ahmad Muzani, Edy Prabowo. Kalau Pak Prabowo belum
(memberikan respon)," kata anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
Berikut ini petikan doa bernuansa kritik yang diucapkan Syafi'i:
"...Seperti mata pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumbuh
ke atas sehingga mengusik rasa keadilan bangsa ini. wahai Allah, memang
semua penjara over capacity, tapi kami tidak melihat ada upaya untuk
mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir ya Allah. Kami
tau pesan dari sahabat Nabi Nuh. bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa
hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik
belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk
membuat kebijakan-kebijakan yang baik menekan kejahatan-kejahatan itu."
"Biarlah kehidupan ekonomi kami, Bung Karno sangat khawatir
bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini,
sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi.
Lihatlah Allah. Bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan
kulinya adalah bangsa kami. Ya rabbal alamin."
"Kehidupan sosial budaya, seperti kami kehilangan jati diri
bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya. kami juga
belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau
suatu ketika bangsa lain menyerang bangsa kami. ya rahman ya rahim tapi
kami masih percaya kepadamu, bahwa kami masih menadahkan tangan kepadamu
artinya engkau adalah tuhan kami, engkau adalah Allah Yang Maha Esa."
"Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan
janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan
untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-seakan arogansi
kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Dimana-mana rakyat
digusur tanpa tahu kemana mereka harus pergi. Dimana rakyat kehilangan
pekerjaan. Allah di negara ini rakyat ini absorsing, tidak ada jaminan
kehidupan mereka. aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat."
"Hari ini di kota Medan di Sumatera Utara, lima ribu KK di
Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara. Allah lindungilah
rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali
negara dan pemerintahan kepada pemerintah."
"Allah kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat
mereka ya Allah. tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang
dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negara ini
Ya Allah."
Sumber : suara.com
0 Response to "Mengejutkan !! Doa Usai Pidato Jokowi di Sidang Bersama di Parlemen, Simak Disini."
Posting Komentar