ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Beredar di masyarakat kita kisah haru sebuah keluarga
melalui jejaaring sosial. Kisah curahan hati seorang wanita yang dimadu
suaminya. Namun, karena dirinya merasa sakit hati dengan madu suaminya,
dia membalasnya dengan meminta suaminya untuk menikah kembali dengan
seorang wanita pilihan darinya. Namun ternyata, akhirnya dia menyesal
dengan keputusan untuk membalas rasa sakitnya itu, karena di luar yang
dibayangkannya, ternyata madu pertamanya tersebut memiliki hati yang
sangat mulia.Bagaimana kisah selengkapnya, ini dia kisahnya.
Sahabat saat ini aku berada ditanah suci mekkah,duakali sudah aku menginjakkan kaki ku ditanah suci ini.
Namun
yang kedua ini betapa lebih membuat aku sadar dari setiap akhlak kurang
baik yang pernah aku torehkan dalam keluargaku tercinta,terlebih kepada
dinda madu ku.
Layaknya
sebagai perempuan normal, terkadang terbersit dalam hati rasa
ketidaksukaan dan ketidaknyamanan ketika sang suami tercinta meminta
untuk ta'addud,namun betapa aku juga mendamba menjadi istri yang sami'na
wa atha'na kepada Allah , Rasulullah dan suami.
Jadi
apakah ini suatu keterpaksaan sebab agama hingga aku mengizinkan
suamiku menikah lagi dengan pilihan dia sendiri? aku tidak tahu. Wanita
yang mau dinikahi suami ku adalah seorang gadis berusia 25 tahun,
suamiku sendiri berusia 35 tahun dan aku,umurku 34 tahun.
Awal-awal
suamiku kenal dengan gadis ini adalah dari jejaring facebook,suamiku
merasa cocok dengan gadis ini,karena tidak ingin berlarut-larut dalam
gelimang dosa yang terbalut dengan saling mengajak beramar ma'ruf maka
dengan santun nya suamiku meminta izin aku untuk menikah dengan gadis
ini.
Tidak
sekalipun suamiku berbohong kepada ku karena prinsip dia " tidak patut
seorang hamba berbohong sebab hanya akan mendatangkan kesia-siaan."
Berhari-hari
aku belajar menata hati,menyiapkan perasaan dengan sebaik-baiknya untuk
menerima permintaan suami ku yang sungguh meremukkan hati.
Namun
sekali lagi aku benar-benar mencintai suamiku tidak mungkin aku
membiarkan suamiku terus larut dalam rasa bersalahnya karena telah
hendak mengakhiri kesalahan itu dengan jalan syar'i yaitu menikahi gadis
itu.
Lihatlah
suamiku betapa bijiksana nya memiliki pemikiran seperti ini,itu berarti
suamiku adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab atas segala
perbuatan yang Ia lakukan.
Dan
akhirnya akupun mengizinkan suamiku menikahi gadis itu dengan penuh
kesedihan yang menghujam uluh hati,.apakah aku tidak ikhlas? apakah aku
tidak ridha dengan suami ku menikah lagi?
percuma bahas ini, toh aku tidak bisa membiarkan suamiku dalam kekalutan berkecimpung kemaksiatan.
Alhamdulillah ,,,istri yang dipilih suamiku ternyata dia adalah seorang wanita yang berakhlak baik.
Cara
pakaian dia yang syar'i,cara tutur bicara dia yang sopan,sungguh
benar-benar tidak salah suamiku memilih matsna. aku biasa memanggil dia
dinda dan dia biasa memenggil aku yunda.
Betapa
kami berdua sangat akrab layaknya kakak beradik,dia juga sungguh
perhatian kepada ke dua anak ku,tapi astagfirullah syaitan apa dulu yang
nyangkut dalah hatiku, tidak sedikitpun rasa suka itu terbersit dalam
hatiku, kebaikan nya tak mampu mengalahkan rasa benci dan perih ku,
hatiku berontak untuk memiliki madu.
Dua
tahun pernikahan maduku dan suamiku belum juga dikaruniyai anak,
sementara akupun juga tidak ada harapan lagi untuk mengandung.
Maka aku mencari cara bagaimana aku bisa membalas sakit hatiku ini. akhirnya ide itu muncul juga.
dalam sebuah majlis ta'lim dimana biasa aku kajian dengan suami dan maduku, ada seorang akhwat yang masih gadis namanya lirna.
Lirna
ini sangat kagum sekali melihat keakraban kita bertiga,usia dia masih
20 tahun,dia juga tergolong dari keluarga yang kurang mampu, maka aku
mendesak suamiku agar mau menikahi lirna ini.
aku
berhujjah agar bisa membantu perekonomian keluarga dia. sebetulnya
suamiku enggan untuk menikah lagi,dua sudah cukup baginya,tapi aku terus
memaksa suami ku untuk menikahi lirna ini. Dari dulu suamiku tidak
pernah menolak apa-apa yang aku minta,dan waktu itupun ketika aku
meminta suami ku untuk menikahi lirna, dia juga mengabulkan meski aku
harus menunggu beberapa bulan.
Betapa
aku sangat yakin kalau dinda maduku akan juga merasakan sakit yang sama
persis dengan yang aku alami semasa dulu ketika suamiku menikahi
dia,inilah yang aku inginkan yaitu membalas sakitku.
Ideku
berjalan dengan lancar,suami sudah mau mengabulkan permintaan ku, dan
keluarga lirna juga setuju. Aku meminta agar suami tidak memberitahukan
perihal ini kepada maduku,aku sendiri yang akan memberitahunya,dengan
beralasan agar aku dan maduku semakin akrab.
Ketika
hari ijab qabul akan berlangsung aku melihat wajah maduku yang penuh
dengan tanda tanya besar, aku juga melihat kebingungan yang menyelimuti
dirinya, mungkin dia tidak berani tanya sama orang lain tentang berita
yang sudah beredar dikampung kami,bahwa suami kami akan menikah lagi.
Dengan
perasaan gundah dia beranikan diri bertanya kepada ku, apakah benar
suami kami akan menikah lagi, dan aku jawab ya. remuk sudah hati maduku
ini,tanpa sebelumnya diberitahu,air mata itu telah menggenang dipelupuk
matanya,mungkin dia merasa sangat terhina. dan ini yang ku inginkan,
yaaa balas dendam ku telah terpenuhi.
"Barakallahuu
lakumaa wabarah 'alaikuma wajama'aa bainakumaa fii khair, abi ,dek
lirna semoga menjadi pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah, Amin Ya
Rabb," kata-kata ini yang muncul dari mulut maduku.
senyum
dibibir nya menambah keindahan wajahnya,gemulai cara dia berjalan
seperti tiada rasa benci, madu ku ridha dengan pernikahan suami.
seharusnya
aku banyak berteladan pada maduku,tentang keikhlasan dan kesabaran.
tapi tidak, waktu itu, aku benar-benar benci dia,dan benci ini selalu
aku tutupi. Malam itu ketika acara resepsi pernikahan suamiku dengan dek
lirnah selesai dan juga para tamu undangan sudah pulang.
Maduku dinda menghampiri aku,memberitahu bahwa bapak nya meninggal dunia, dengan lembut aku berkata.
"
Dinda malam ini adalah malam bahagia Abi dengan madu kita dek lirnah,
tegakah kita akan merusak malam yang indah ini bagi mereka, dinda sabar
ya... tunggu sampai tiga hari,nanti kita sama-sama kasih tahu Abi, sabar
ya,,semoga Allah meridhai segala amal perbuatan semasa hidup bapak .
amin ya Rabb."
"hah
betapa aku sangat bahagia,ketika melihat air mata menetes dari pelupuk
mata maduku itu,aku tahu hatinya sangat pedih melihat suami yang nikah
lagi tanpa pemberitahuan terlebih dulu,dan kini bapaknya meninggal
dunia,sementara dia tidak bisa melihat jenazah nya. lengkap sudah
kebahagiaan malam itu ,aku sangat puas menyakiti maduku,.
Namun...Ketawadhu'an
dan kesabaran itu selalu bersama maduku dinda,diantara istri-istri
suamiku hanya maduku dinda ini yang sibuk
mengurus
rumah tangga kami,seperti bersih-bersih rumah,nyuci baju,pokoknya sama
persis dengan seorang pembantu, hanya saja dia tidak pandai memasak
seperti aku dan maduku dek lirna.
Suamiku
sepertinya juga tidak seperduli dulu sama dia,hmmmm betapa aku adalah
wanita yang beruntung bisa mengambil simpati suamiku.
Mungkin
jika aku sudah jadi dia,alangkah malang nasibku jadi istri kedua yang
sudah tidak diperdulikan lagi sama suami,pastilah sangat kesepian,tidak
ada anak yang menemani dalam kesendiriaan,namun sekali lagi dia adalah
matsna yang shalihah,dia tidak mengukur kesepian itu sebab ketidak
pedulian suami,kesendirian sebab tidak ada momongan,dia cukup bahagia
bisa menjadi istri yang patuh sama suami ,membantu aku momong anak-anak
ku dan ridha atas perlakuan suami,baginya sudah lebih dari cukup.
Aku
tahu persis kesedihan itu menyemburat dibalik wajah maduku
dinda,terlebih ketika dek lirna madu kita mengabarkan ada janin dalam
kandungan nya, sebulan kemudian dalam rahimku pun ada janin juga,
subhanallah aku hamil,,, alangkah bahagianya kami,aku dan madu ku dek
lirna.Saat itu kami berempat kumpul dalam rumah ku.
Abi
ingin mengajak dua istrinya untuk mengunjungi tanah suci mekkah,maka
undian pun dilaksanakan,dengan melipat kertas yang di dalam sudah
tertera nama kita bertiga, aku, maduku dinda,dan maduku dek lirna.
Ketiga
lipatan kertas itu kami masukkan kedalam botol lalu kita kocok, dan
mengeluarkan dua kertas dari dalam nya. kemudian kami buka lipatan kedua
kertas itu,ada namaku dan nama maduku dinda.
"Aku ngidam,pingin ketanah suci ." ucap maduku dek lirna
"Kalau begitu dek lirna aja yang berangkat,biar aku yang dirumah ngurus anak-anak" jawab maduku dinda.
"dinda... kan yang keluar nama dinda?." bantahku.
"yunda,, gak apa-apa, kasian janin dek lirna.
semoga
janin yunda dan dek lirna kelak nanti jadi anak shalih atau shalihah
yang patuh kepada kedua orang tuanya dan agamanya ,, Aamiin Ya Rabb."
Aku
masih ingat senyum itu terus mengembang diantara bibir maduku
dinda,tulus nya kata-kata yang Ia ucapkan,menyejukkan jiwaku hingga rasa
iba mulai menyergap relung hatiku.
Akhirnya Aku,Abi dan madu ku dek lirnah lah yang berangkat ketanah suci.
Di
tanah suci wajah maduku dinda seperti hantu yang terus
membuntutiku,selama ini aku menjadi madu yang terjahat bagi dirinya,aku
tidak bisa menjadi penopang yang membuat dia nyaman ,selalu saja
kusakiti hatinya,sungguh hatinya penuh dengan goresan-goresan luka yang
menyayat,sekali lagi dia tidak pernah membalas ,dia hanya diam, diam dan
diam.
Apalagi akhir-akhir ini suami juga jarang sekali memperhatikan maduku dinda.
Apakah
dia protes dengan kelakuan kami? tidak sahabat! maduku adalah seorang
wanita yang shalihah yang selalu membawa kemaslahatan bagi keluarga
kami.
Maduku
dinda, kurus badan nya tidak seperti aku dan maduku dek lirna,mungkin
terlalu banyak melakukan pekerjaan rumah sementara dia rajin puasa
sunnah.
Asal
kalian tahu,nafkah yang di berikan suami itu separuh nya untuk aku dan
maduku dek lirna, maduku dinda selalu bilang uang nya lebih dari cukup
sebab kebutuhan tidak banyak,tidak ada anak,belum lagi dia juga dapat
bayaran dari mengajar dimajlis ta'lim kami. aku dan maduku dek lirna
bahagia menerima uang nafkah itu.
Waktu itu ketika kami pulang dari tanah suci, aku dapat kabar kalau ibu {maduku dinda} wafat.
Aku
menyarankan agar dinda maduku mengabarkan hal ini pada suami {supaya
kita bisa bareng-bareng ta'ziyah},namun dinda maduku tidak mau, dia
bilang." Setiap yang bernyawa pasti akan mati.
hari
ini adalah hari istimewa kalian bertiga, pasti kalian sangat
bahagia,dan lagi pula kalian juga capek,tidak mungkin aku mengabarkan
hari duka keluargaku dihari bahagia ini,cukup do'a yang akan menyertai
perjalanan ibu ku ke alam keabadian." aku nangis mendengar jawaban dinda
maduku yang sungguh tegar itu.
Saat
itu ketika maduku dek lirna melahirkan disusul kemudian aku juga
melahirkan, wahhh dinda maduku sangat sibuk sekali mondar-mandir kesana
-kemari,memenuhi setiap kebutuhan kami,juga membersihkan apa-apa yang
kotor dirumah kami,betapa capeknya aku membayangkan,belum lagi dia juga
harus mengajar.
saat
badan nya capek,keseimbangan badan pun juga menurun,maduku dinda di
bentak oleh suami,karena menjatuhkan gelas kenang-kenangan dari
sahabatnya, kata-kata kurang baik juga keluar dari mulut suami.
Dinda maduku langsung duduk bersimpuh dengan buliran-buliran air mata,kemudian maduku minta maaf lalu pergi mengajar ke majlis.
Malam itu udara begitu dingin, dan dimalam itu juga terakhir kalinya aku menatap wajah maduku yang sendu.
Maduku dinda datang kerumah sambil membawa seplastik bungkusan lemmet, enak sekali.
Wajahnya seperti bercahaya ,lain dari hari-hari biasa,malam itu maduku dinda juga terlihat cantik,meski tanpa make up.
Dengan
kata-kata yang selalu terdengar santun dia bertanya." Yunda, apakah aku
pernah membuat hati yunda sedih? ," tersentak kaget aku dengan
pertanyaan dinda maduku itu,lalu dia terus melanjutkan kata-katanya."
Wanita
yang tercipta sebagai pelengkap dan pelipur lara bagi seorang
laki-laki,entah selama aku jadi istri Abi,apakah aku sudah melayani dia
dengan sebaik dari pelayanan yang paling baik, aku tidak pernah
tahu,karena Abi tidak pernah menegurku belakangan ini, yunda ,,sampaikan
maafku kepada Abi jika nanti beliau pulang,dan aku juga minta maaf
kepada yunda jika ada salah kata dan tingkah laku yang tidak berkenan
dihati yunda,sampaikan maafku kepada dek lirna juga,sekarang aku pulang
dulu yunda terimakasih banyak atas semuanya, assalamu'alaikum...,"
Esok
hari nya hingga matahari di ujung kepala, dinda maduku tak kunjung
kerumahku,biasa nya pagi-pagi sekali dia datang kerumah membantu aku
melayani anak-anak dan bersih-bersih rumah.
Aku
menyuruh suami untuk datang kerumah maduku dinda,dan ketika suami telah
disana ,suami mendapati maduku dinda dalam sujud berbalut mukena telah
meninggal dunia. Suami pingsan taksadarkan diri terlebih setelah
menemukan buku diari milik dinda, maduku....
Bismillah.....
Inilah
aku dan kehidupanku, aku tahu dunia hanya singgahan sementara dan alam
yang kekal abadi tengah menunggu, inilah aku dan kehidupanku,setiap
taqdir yang tergores tidak luput dari hikmah didalamnya,
Aku
perempuan lemah dengan segala kekurangan mengharap suatu keberkahan
yang bisa membuat rumah tangga kami dalam limpahan rahmat MU ya Rabb.
mungkin aku masih belum pantas dikarunia seorang anak, ini taqdir yang
mesti aku jalani, walau terkadang hati menangis ,merintih mendamba
seorang anak yang bisa menjadi kebanggaan orang tua,
Inilah
aku dan kehidupanku, aku perempuan lemah yang setiap yang ada didiri
dan jiwaku adalah atas kendali MU, lalu apakah aku salah jika Aku tidak
bisa menumbuhkan janin dalam rahimku?
Aku
tidak punya kekuatan untuk melakukan itu,aku tidak punya apa-apa,aku
bukan apa-apa dan aku perempuan yang papa, tanpa rahmat MU ya Rabb,
tidak mungkin aku bisa bertahan sampai detik ini, betapa aku sangat
bersyukur setiap kebahgian yang datang dalam keluarga kami, ENGKAU obati
rasa rindu memiliki anak dengan hadirnya bayi-bayi mungil dari rahim
maduku.
Sungguh
ENGKAU maha tahu,Engkau tidak memberi apa yang kami minta,namun ENGKAU
memberi apa yang kami butuhkan, Rabb ampuni aku saudari-saudari ku
terlebih suamiku yang aku cintai, dia tidak bermaksud begitu,dia tidak
sengaja tidak memperdulikan aku,
Engkau MAHA tahu ya Rabb.
Setelah
ini aku berharap semoga suamiku labih baiklagi terhadap
saudari-saudariku. pasti suamiku sangat bahagia memiliki madu-madu
seperti mereka yang mampu memberikan apa yang dia minta, sekali lagi
inilah taqdir MU ya Rabb, aku lebih bahagia disisi MU bertemu
kekasi-kekasih MU,semoga suami ku Ridha dengan kepergian ku, Aamiin Ya
Rabb.....
Dinda.....Masih
banyak lagi tulisan-tulisan dalam diari maduku namun suami tak mampu
lagi membaca tiap lembar-lembar isinya,suami ,aku dan maduku dek lirnah
sangat merasa bersalah telah memperlakukan maduku dinda tidak adil,
sungguh rasa bersalah itu mengiringi hari-hari kami,tapi kami ridha dan
Semoga Allah subhanahu wata'ala,memberi kelapangan kepada kami semua,dan
mengampuni dosa-dosa kami,semoga kami bisa menjadi manusia yang lebih
baik lagi ,, Aamiin....
Jika kisah ini bermanfaat silahkan share ke yang lain ya.
sumber : http://www.merdekasiana.com
0 Response to "Menyayat Hati, Kisah Nyata Istri Meninggal Dunia Setelah Di Madu OLeh Suaminya. Bantu Doakan Semoga Wanita Ini Masuk Surga."
Posting Komentar